5 Cara yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari hubungan tidak sehat

0
39
Sad pensive young girl thinking of relationships problems sitting on sofa with offended boyfriend, conflicts in marriage

Banyak orang yang mungkin masuk kepada relasi yang buruk atau tidak sehat. Dilansir dari artikel Heysigmund, walaupun kita bekerja dengan keras untuk merubah diri, namun terkadang sulit untuk menghindar dari toxic person. Toxic person dapat berubah namun akan sulit. Relasi dengan toxic person akan mengalami sakit hati, namun toxic person tidak akan mengakui perbuatannya, justru ia akan menyalahkan orang lain akan kesalahan yang ia perbuat. Ia tidak akan menyesal dengan apa yang ia perbuat. Berelasi dengan toxic person akan menjadi relasi yang tidak sehat. Relasi tersebut dapat menimbulkan emosi yang tidak nyaman, karena sebaliknya, relasi yang sehat dapat memberikan dukungan dan perkembangan untuk orang yang dicintai sehingga menimbulkan emosi yang baik pula.

Relasi yang tidak sehat dapat mempengaruhi terbentuknya mental dan emosional yang buruk (Fuller, 2017). Saat mengalami patah hati, mungkin akan sulit memperbaikinya. Namun seiring berjalannya waktu kekosongan tersebut akan terisi dengan kesenangan. Perlu diingat, mencintai diri sendiri adalah hal terpenting.

Baca juga : Toxic Parents, Orang Tua yang Menumbuhkan Luka

Keluar dari hubungan tidak sehat merupakan proses yang tidak mudah, namun meskipun tidak mudah bukan berarti tidak akan pernah terjadi. Berikut adalah tips bagaimana kamu keluar dari toxic relationship :

  • Mencari pertolongan

Terkadang orang pada relasi yang tidak sehat sudah terbiasa dan nyaman dengan kondisi tersebut. Orang pada hubungan yang tidak sehat membutuhkan rehabilitasi. Proses tersebut membutuhkan dukungan dari teman, keluarga, atau profesional untuk membantu proses penyembuhan. 

  • Mengekspresikan emosi

Penting bagi kamu untuk mengekspresikan emosi bahwa kamu dan orang tersebut berada pada hubungan yang tidak sehat. Jika orang tersebut sangat emosional, mungkin kamu bisa mengekspresikannya dengan menulis. Mungkin bisa dimulai dengan “Kamu membuat aku merasa…”. Perlu diingat, kamu tidak bisa mengontrol respon orang lain, namun yang bisa kamu kontrol adalah bagaimana cara kamu mengekspresikan perasaan mu. 

  • Membuat Keputusan

Setelah kamu mengekspresikan emosi mu, putuskan apakah relasi tersebut pantas untuk dipertahankan atau kamu akan lebih baik melepaskan orang tersebut. Kamu bisa pertimbangkan dengan bagaimana cara dia merespon ekspresi emosi mu, apakah dia menyalahkan mu, apakah dia menjawab atau justru mengabaikan kamu.  

Jika dia bisa menerima perkataan mu dan meminta maaf, atau menyadari adanya kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki, maka bisa kamu pertimbangkan untuk menjalin hubungan dengan orang tersebut. Tapi perlu diingat, penting untuk dia tidak melakukan perilaku yang tidak baik atau toxic behaviors. Mungkin orang tersebut bisa melakukan terapi untuk meningkatkan kesadaran diri dan menghindari toxic behaviors.

Baca juga : Red Flags of Love Bombing: True Love or Manipulation?

  • Isi Dirimu dengan Hal yang Positif

Hal positif bisa dengan menghabiskan waktu bersama orang yang membuatmu nyaman, makan makanan favorit, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan. 

  • Konsisten dengan Keputusan yang Sudah Dibuat

Saat kamu meninggalkan orang lain, mungkin kamu akan merindukan orang tersebut. Hal tersebut normal terjadi. Mudah bagi otak untuk mengingat kejadian yang baik dan melupakan kejadian yang buruk pada suatu relasi. Sehingga mudah tergoda untuk kembali kepada toxic person, tapi perlu diingat bahwa kamu sudah membuat keputusan dan sudah melalui proses. Fokus dengan keputusan yang sudah dibuat dan ingat bahwa keputusan yang sudah dibuat itu untuk kehidupanmu yang lebih baik. 

Proses keluar dari hubungan yang tidak sehat akan lebih terbantu dengan kehadiran orang yang membantu seperti teman, keluarga, atau profesional. Saat kamu merasa ingin kembali dengan toxic person, maka kamu bisa mengalihkan dengan cara bertemu dengan orang-orang yang mendukung mu. Stay strong and stick to your decision.


Penulis : Linda Nannessi

Referensi :

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here