Pernah nggak sih kamu mendengar “Konseling kan sama aja kaya curhat, mending ke teman juga bisa, ngapain harus ke Psikolog?” Kalau pernah, mungkin beberapa diantara kamu setuju juga dengan pernyataan itu bukan?
Meski sering dianggap sama, curhat dan konseling itu berbeda, lho. Istilah “curhat” berasal dari kepanjangan curahan hati, biasanya seseorang melakukannya untuk membagikan beban masalah pribadi kepada orang terdekatnya untuk meringankan masalah hidupnya. Sedangkan konseling menekankan pada upaya untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan psikologis dari tenaga ahli yakni psikolog/psikiater.
Masih bingung? Yuk pelajari bareng-bareng apa perbedaannya!
Apa bedanya curhat dan konseling?
Curhat dapat dilakukan kapan saja, dalam suasana apapun. Kegiatan ini sering kamu lakukan untuk meringankan beban yang dirasakan dengan bercerita ke keluarga atau teman terdekat yang dipercayai. Selain itu, curhat tidak memiliki teknik khusus untuk menyelesaikan masalah, karena curhat bersifat personal.
Namun tidak semua masalah pribadi bisa kamu ceritakan ke teman atau orang terdekat, karena beberapa pertimbangan. Misalnya rasa malu, takut cerita tidak didengarkan atau dihakimi, takut malah menjadi ajang \”adu nasib\”, atau bahkan merasa bersalah karena menambah beban pikiran mereka. Perlu diingat bahwa curhat dengan temanmu tidak menjamin rahasiamu terjaga. Bisa saja orang yang kamu percayai akan menyebarkan rahasiamu kepada orang lain atau justru bergosip tentang dirimu.
Konseling memiliki kemiripan dengan curhat, tapi yang membedakan konseling dilakukan oleh orang yang sudah profesional di bidangnya. Mereka dilatih untuk mengidentifikasi masalah psikologis yang mendalam, serta membantu kamu untuk memahami bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Berbeda dengan curhat yang bersifat fleksibel, konseling memiliki teknik dalam menyelesaikan masalah. Ketika proses konseling pun ada tekniknya seperti perilaku attending, empati, refleksi, dorongan minimal interpretasi dan lain sebagainya. Kamu juga tidak perlu cemas atau malu karena selama sesi konseling, karena psikolog tidak akan menghakimi atau mengabaikanmu. Bahkan, mereka memang berdedikasi dan bertanggung jawab oleh hukum untuk menjaga kerahasiaan informasimu.
Apa saja sih manfaat dari konseling ke tenaga profesional seperti psikolog?
Dengan melakukan konseling ke tenaga profesional seperti psikolog, tentu ada beberapa manfaat atau keuntungan yang mungkin tidak kamu dapatkan ketika curhat ke keluarga atau teman terdekat, lho.. Apa saja ya kira-kira? Yuk simak penjelasannya disini.
1. Memberikan masukan berdasarkan ilmu Psikologi
Berbeda dengan curhat ke teman, jika kamu curhat ke psikolog, kamu akan mendapat jawaban yang profesional. Para psikolog ini terlatih untuk menganalisis akar permasalahan yang kamu alami dan memberikan jawaban. Terkadang mereka juga memberikan rangkaian aktivitas (intervensi) untuk membantu menyelesaikan masalahmu.
2. Psikolog yang bertanggung jawab untuk memberikan masukan yang bebas dari bias
Apakah kamu pernah curhat ke teman dan si teman ini memberikan masukan berdasarkan dengan pengalaman yang pernah ia alami? Nah, situasi seperti ini bisa jadi bias lho. Karena bisa jadi jalan keluar dari pengalaman yang dialami oleh temanmu ini memang berhasil menyelesaikan masalahnya, namun belum tentu kalau kamu gunakan dapat menyelesaikan masalahmu dengan baik. Jika curhat ke psikolog, saran yang mereka berikan selalu disesuaikan dengan masalah yang kamu hadapi, tipe kepribadian, dan situasi yang sedang kamu hadapi.
3. Psikolog menggunakan berbagai teknik dan pendekatan untuk menyelesaikan masalah klien
Proses konseling sebenarnya tidak hanya sekedar berbincang-bincang. Di beberapa situasi, terkadang psikolog akan memberikan aktivitas atau terapi untuk kamu selesaikan tergantung pada permasalahan yang kamu hadapi. Contohnya apabila kamu memiliki masalah kecemasan untuk berbicara didepan banyak orang, psikolog dapat memberikanmu latihan untuk presentasi di depan banyak orang.
4. Psikolog terlatih menghadapi fenomena transference
Fenomena transference adalah fenomena yang terjadi dalam proses konseling dimana kamu secara tidak sadar menganggap psikolog/konselor adalah sosok yang dekat denganmu seperti orang tua, saudara, atau yang lain. Dalam fenomena ini, kamu bisa dengan bebas mengutarakan emosi terdalammu yang kadang tidak kamu sadari sebelumnya terhadap sosok ini. Dengan begini, kamu merasa lega karena mampu mengutarakan emosi yang dulunya terpendam di alam bawah sadar.
5. Psikolog melakukan tahap terminasi agar klien tidak mengalami ketergantungan
Proses terminasi mengharuskan psikolog untuk mengakhiri proses konseling. Terminasi dilakukan ketika masalahmu sudah selesai agar kamu tidak mengalami ketergantungan terhadap psikolog. Harapannya kamu menjadi pribadi yang mampu menyelesaikan masalahmu sendiri secara independen setelah melalui sesi konseling yang telah dilakukan.
Perlu diingat, bahwa sebenarnya curhat maupun konseling memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun yang paling penting kembali lagi ke dirimu sendiri dan jenis masalah yang sedang kamu hadapi. Jika kamu merasa sudah sangat tidak nyaman dengan masalahmu, maka konseling ke psikolog dapat menjadi salah satu jalan keluar yang efektif.
Jika kamu butuh psikolog untuk berkonsultasi, Manusia Biasa memiliki layanan konseling online. Jangan khawatir konseling online ini dilakukan oleh pihak profesional kesehatan mental jiwa, bisa kamu akses melalui ponsel, komputer, ataupun laptop. Melalui konseling online ini kamu bebas menceritakan keluhan dan masalah kamu dengan aman, nyaman, dimana saja dan kapan saja. Ingat, perubahan dimulai dari kamu!
Penulis : Judith Vannessa Rahmadi
Referensi
- Connolly, M. B., Crits-Christoph, P., Demorest, A., Azarian, K., Muenz, L., & Chittams, J. (1996). Varieties of transference patterns in psychotherapy. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 64(6), 1213.
- Lanning, W., & Carey, J. (1987). Systematic termination in counseling. Counselor Education and Supervision, 27(2), 168-173.
- http://madanimentalhealtcare.com/curhat-vs-konseling-bedanya-apa-sih/
- https://riliv.co/rilistory/manfaat-konseling-psikolog/