Ini Tanda-tanda Kamu Terjebak Toxic Productivity

Hidup di zaman yang mengagungkan “produktivitas” memang membuat hidup kita semakin dinamis. Kita, yang notabene Kaum Millenials dan Gen Z kerap mengajak diri kita untuk terjun pada “hustle culture” , kerja tanpa kenal henti demi memenuhi suatu tuntutan untuk menjadi produktif,  yang bahkan tak jarang membuat kita lupa akan pentingnya mengambil “jeda”. Deretan mimpi yang terlalu ambisius memenuhi dinding-dinding kamar, obsesi terhadap sebutan “workaholic” kerap membutakan seseorang bahkan terhadap kehidupannya sendiri yang mendasar, ia mendorong dirinya terus menerus bersama ambisi sampai lupa merasa “cukup”.

Baca juga : 5 Lagu Buat Kamu yg sedang Gak Baik-baik saja

Sebentar…

Mari menepi dahulu dari hiruk pikuk ini…

Jika kamu merasa seperti gambaran di atas, barangkali kamu harus hati-hati karena bisa jadi kamu terjebak dalam “Toxic Productivity” !

Mengapa disebut “TOXIC” ?

Konon kata orang bijak, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Terlebih lagi jika kita berlebihan dan terobsesi pada kesibukan sendiri. Bekerja untuk target itu sah-sah saja, selama kita juga tidak lupa untuk “menyayangi” diri sendiri dengan mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar. Ini menjadi TOXIC karena ditandai oleh beberapa hal berikut :

  • Terobsesi dengan pekerjaan dan target hingga tidak peduli keadaan sekitar
  • Melupakan kebutuhan dasar tubuh seperti : tidur, makan, minum, dan beristirahat.
  • Merasa tidak pernah cukup
  • Memiliki unrealistic dream yang membuat seseorang lupa waktu dan segalanya hingga terjebak untuk selalu meraihnya
  • Bekerja terlalu berlebihan
  • Terlalu kewalahan hingga stress.
  • Terobsesi dengan kesempurnaan
  • Merasa bersalah apabila tidak menggunakan waktu dengan “produktif”

Ini merupakan salah satu konsekuensi buruk dari toxic productivity dimana menurut penelitian, stress berkontribusi hingga 90% terhadap gejala dan gangguan kesehatan. Seperti bermanifestasi pada gangguan psikologis (depresi, kecemasan), gangguan emosional, perilaku maladaptif, hingga membuat kesehatan fisik terganggu.

Skilled professional female engineer drinks coffee prepares drawings for house development project being deep in thoughts poses at desktop with papers around isolated over yellow background.

Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan saat terjebak dengan Toxic Productivity : 

  • Berkumpul dengan sanak keluarga atau menghubungi teman untuk bersosialisasi dan bercerita
  • Mengambil waktu untuk istirahat. Misalnya : sehari lepas dari pekerjaan 
  • Istirahat dari teknologi sejenak
  • Melakukan hobi pelepas penat
  • Berlatih meditasi 
  • Mendengarkan musik!
  • Apapun itu, pastikan pikiranmu bebas sejenak dari beban yang kamu buat sendiri. 

Istirahat dulu…

Setelah itu, kerjakan satu per satu

Tidak apa-apa kok, selama pandemi ini kita menantang diri untuk menjadi lebih baik. Dan justru sangat mengagumkan, jika kita dapat membawa perubahan positif selama #dirumahaja. Namun, perlu diingat bahwa kita juga butuh “jeda” untuk menenangkan diri. Di tengah dunia yang serba sibuk, menjadi “tenang” adalah anugerah. Nikmati tenangmu-


Penulis : Julia Mutiara Soka

Referensi :

  • Florko, L. (2020). Over-Productivity is Hurting Your Bottom Line. Diakses di https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-planet-profits/202001/over-productivity-is-hurting-your-bottom-line

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here