Martin E.P. Seligman adalah bagian dari Zellerbach Family Professor of Psychology dan Direktur Pusat Psikologi Positif di Universitas Pennsylvania. Selain itu, Seligman adalah seorang psikolog, pendidik, peneliti, dan penulis. Ia dianggap sebagai “bapak psikologi positif modern”, dia adalah peneliti terkemuka psikologi positif, resilience (ketahanan), learned helplessness (ketidakberdayaan yang dipelajari), depresi, optimisme, dan juga pesimisme.
Pada tahun 1996, Seligman terpilih sebagai Presiden American Psychological Association dengan suara terbesar dalam sejarah. Misinya adalah untuk berfokus pada hal-hal terbaik dalam hidup, seperti; kekuatan, emosi positif, hubungan yang baik, makna, dan juga human flourishing. Seligman sudah menulis lebih dari 250 publikasi ilmiah dan 20 buku. Bahkan, terjemahan karya-karyanya sudah lebih dari 20 bahasa. Seligman dinobatkan sebagai psikolog paling terkemuka di abad ke-20. Dia juga merupakan psikolog ke-13 yang paling sering muncul dalam buku teks pengantar psikologi sepanjang abad ini.
Baca juga: Mary Whiton Calkins
Awal Kehidupan Martin Seligman
Seligman lahir pada 12 Agustus 1942 di Albany, New York. Dia bersekolah di sekolah umum dan kemudian melanjutkan di The Albany Academy. Pada tahun 1964, ia memperoleh gelar sarjana di Universitas Princeton. Selama tahun terakhirnya, Seligman mendapat tiga tawaran dari universitas yang berbeda. Tawaran ini termasuk psikologi eksperimental hewan di Universitas Pennsylvania, filsafat di Universitas Oxford, dan juga tawaran untuk bergabung dengan Penn’s bridge team. Akhirnya Seligman memilih Universitas Pennsylvania untuk belajar psikologi.
Sehari sebelum lulus dari Princeton pada tahun 1964, Seligman menikahi istri pertamanya, Kerry Mueller. Saat ini Seligman tinggal bersama istrinya Mandy McCarthy. Mereka menikah pada tahun 1988 dan membesarkan enam anak, Amanda, David, Lara, Nicole, Darryl, dan juga Carly. Setelah lulus dari Princeton dengan summa cum laude, Seligman memutuskan untuk menjadi psikolog eksperimental, karena ia bercita-cita untuk menemukan cara meringankan penderitaan orang. Dia menyelesaikan doktornya di Universitas Pennsylvania pada tahun 1967 dan dia mendapatkan gelar Ph.D. dalam psikologi.
Baca juga: Mamie Phipps Clark
Karier Martin Seligman
Seligman meraih gelar Ph.D. dalam psikologi di Universitas Pennsylvania pada tahun 1967. Karirnya bermula saat ia menjadi asisten profesor di Cornell Universitas di Ithaca. Setelah bekerja sebagai asisten profesor, Seligman kembali ke Universitas Pennsylvania untuk mengajar psikologi. Saat di universitas, ia memulai penelitiannya sendiri tentang sebuah ide yang disebut learned helpless. Dia menemukan bahwa ketika orang merasa mereka memiliki kendali terbatas atas situasinya, maka mereka cenderung menyerah daripada berjuang untuk mendapatkan kontrol kendali. Penelitian Seligman akhirnya membawanya untuk mengembangkan pada tema optimisme.
Pada tahun 1996, Seligman terpilih sebagai presiden APA (American Psychological Association). Ia terpilih dengan suara terbesar dalam sejarah organisasi ini. Setiap presiden APA bertugas untuk memilih tema utama dalam masa jabatannya dan Seligman memilih psikologi positif. Alih-alih berfokus pada apa yang membuat kita sakit, ia ingin kesehatan mental berfokus pada lebih dari sekadar tidak adanya penyakit. Sebaliknya, ia memutuskan untuk berkonsentrasi pada apa yang membuat orang bahagia dan fulfilled. Sampai sekarang, Seligman adalah direktur Pusat Psikologi Positif di Universitas Pennsylvania.
Baca juga: PARANOID PERSONALITY DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID)
Learned Helplessness (Ketidakberdayaan yang Dipelajari)
Kontribusi Seligman yang paling terkenal untuk psikologi adalah teorinya tentang “learned helplessness.” Pada usia 13 tahun, ayah Seligman menjadi lumpuh setelah terkena stroke. Oleh karena itu, ia melihat ayahnya berubah dari seorang pria berbadan sehat menjadi seorang yang berjuang dengan ketidakberdayaan dan keputusasaan, hal ini menimbulkan minat Seligman pada ketidakberdayaan dan pesimisme. Dia membentuk teorinya tentang learned helplessness, pada tahun 1967 selama studinya di Universitas Pennsylvania.
Bersama dengan Steve Maier, Seligman melakukan serangkaian eksperimen di mana ia menyetrum anjing dengan sengatan listrik. Beberapa anjing memiliki kemampuan untuk menghentikan kejutan sementara yang lain tidak. Anjing yang sebelumnya mengetahui tindakan mereka dapat memengaruhi hasil, dengan cepat belajar untuk menghindari kejutan ketika berada di kotak shuttle. Anjing yang mengalami kejutan yang tak terhindarkan belajar ketidakberdayaan. Ketika berada di kotak shuttle, dua pertiga dari anjing-anjing itu hanya berbaring dan menerima goncangan, melepaskan segala upaya untuk melarikan diri. Hal ini menunjukkan gejala mirip dengan manusia yang menderita depresi kronis.
Gagasan di balik teori learned helplessness adalah bahwa hewan dapat dikondisikan untuk berpikir mereka tidak memiliki kendali atas hasil dari situasi yang mereka hadapi, bahkan ketika mereka benar-benar memiliki kekuatan untuk membantu diri mereka sendiri. Ini terjadi ketika mereka berulang kali menghadapi stimulus yang tidak menyenangkan, yang tidak dapat mereka hindari. Teori ini juga dapat diterapkan pada manusia yang berpikir bahwa mereka tidak dapat mengubah situasi dan/atau kehilangan kesempatan yang membuat mereka merasa tidak berdaya.
Orang-orang ini lebih mungkin untuk mendapatkan penyakit mental seperti depresi klinis. Temuan ini mengarah pada banyak penelitian terkait, dan juga telah membantu psikolog memahami dasar dari depresi. Seligman menggunakan pengetahuannya tentang learned helplessness untuk membantu militer meningkatkan kesehatan psikologis tentara dan juga menurunkan tingkat prajurit yang menderita post-traumatic stress disorder (PTSD).
Baca juga: ANXIETY DISORDER (GANGGUAN KECEMASAN)
Psikologi Positif (Optimisme dan Kebahagiaan)
Pada pertengahan 1990-an, Seligman memfokuskan kembali minatnya, beralih dari depresi dan learned helplessness menjadi optimisme. Menyusul sebuah insiden di mana putrinya yang berusia 5 tahun menegurnya bahwa sama seperti dia (anaknya) telah menemukan kekuatan untuk berhenti merengek, seharusnya Seligman memiliki kekuatan untuk berhenti menjadi seorang penggerutu. Maka dari itu, Seligman menyadari bahwa dia harus fokus pada memelihara kekuatan pribadi. Dengan konsep humanistik, ia memutuskan untuk mengembangkan dan juga menciptakan bidang psikologi positif, berkonsentrasi pada apa yang menyebabkan manusia berkembang. Ia memanfaatkan temuan sebelumnya tentang learned helplessness untuk menemukan cara, mengilhami kepositifan dan mempromosikan flourishing pada manusia.
Psikologi positif mengkonseptualisasikan kebahagiaan sebagai trikotomi yang terdiri dari domain kesenangan, keterlibatan, dan makna. Psikologi positif dapat mempelajari apa yang membuat orang bahagia. Namun, Seligman ingin mendefinisikan bahwa “kebahagiaan” bukanlah tujuan akhir dan mungkin juga bukan yang paling bisa tercapai. Seligman menawarkan penelitian ke dalam tiga bentuk kehidupan bahagia yang dia klaim dapat tercapai oleh semua manusia: a pleasant life (kehidupan yang menyenangkan), a life of engagement (kehidupan yang penuh keterlibatan), atau a life of meaning (kehidupan yang bermakna).
Ketika terpilih sebagai presiden APA pada tahun 1996, Seligman menerima kesempatannya untuk memberikan dampak yang signifikan di bidang kesehatan mental. Sebagai presiden, ia menyatakan misi psikologi positif untuk memperkuat kekuatan manusia dan juga mencegah psikopatologi.
Baca juga: SOCIAL ANXIETY DISORDER
Kontribusi bagi Psikologi
Seligman adalah profesor Psikologi di Universitas Pennsylvania. Dipengaruhi oleh pemikir humanis sebelumnya seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow, psikologi positif terus berkembang selama dua dekade terakhir. Seligman merupakan bapak psikologi positif modern. Sebagai seorang penulis, Seligman telah menulis buku-buku tentang topik psikologi positif seperti Authentic Happiness, The Optimistic Child, Learned Optimism, Flourish and Child’s Play.
Dalam artikel tahun 2002, Haggbloom menulis tentang psikolog paling berpengaruh abad ke-20. Seligman menduduki peringkat sebagai psikolog paling terkemuka ke-31. Selain itu, ia menjadi psikolog ke-13 yang paling sering muncul dalam buku teks pengantar psikologi. Seligman telah menerima banyak penghargaan selama bertahun-tahun. Di antaranya adalah MERIT Award dari National Institute of Mental Health pada tahun 1991 untuk penelitiannya tentang pencegahan depresi, penghargaan dari Pennsylvania Psychological Association untuk “Distinguished Contributions to Science and Practice” pada tahun 1995, dan juga dua penghargaan Distinguished Scientific Contribution dari American Psychological Association. Banyaknya penghargaan dan gelar kehormatan yang Seligman terima, menunjukkan akan pentingnya kontribusi ia pada bidang psikologi.
Penulis: Ellays Marreta
Referensi:
- Cherry, K. (Maret, 2020). Martin Seligman Biography The Father of Modern Positive Psychology. Diakses dari https://www.verywellmind.com/martin-seligman-biography-2795527
- Duckworth, A. L., Steen, T. A., & Seligman, M. E. P. (2005). Positive psychology in clinical practice. Annual Reviews in Clinical Psychology, 1, 629–651.
- Fredman L. (2012) Seligman, Martin E. P.. In: Rieber R.W. (eds) Encyclopedia of the History of Psychological Theories. Springer, New York, NY. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-0463-8_370
- Pennock, S.F. (Maret, 2022). Who is Martin Seligman and What Does He Do. Diakses dari https://positivepsychology.com/who-is-martin-seligman/
- Seligman, M. E. P., & Csikszentmihalyi, M. (2000). Positive psychology: an introduction. American Psychologist, 55(1), 5–14
- Shah, N. (2008). Martin Seligman. Diakses dari https://www.pabook.libraries.psu.edu/literary-cultural-heritage-map-pa/bios/Seligman__Martin
- Total History. Martin Seligman. Diakses dari https://totallyhistory.com/martin-seligman/